Profesi yang paling anda minati di Negeri ini adalah?

Powered By Blogger

Cari Blog Ini

Entri Populer

Entri Populer

SELAMAT DATANG

Selamat Datang di Blog Kami. PT. Permata Senayan Properti.

Dana Darurat


MEMBENTUK DANA DARURAT
Uang dan usia muda adalah perpaduan yang mematikan, tanpa campur tangan kebijaksanaan. Karena walaupun uang dan usia muda memberikan kesempatan seluas-luasnya untuk menikmati hidup pada praktiknya ini bukanlah pekerjaan mudah.

Anak muda hampir selalu tidak bisa melakukan dua hal yang sesungguhnya sangat penting: a) Sabar; b) Sendirian. Mereka harus selalu melakukan sesuatu, menginginkan apa pun yang diinginkan orang lain sekarang.

Alasan di balik segala kehebohan ini adalah sikap ikut-ikutan yang disebut kekinian alias tren. Ketika seorang anak muda mengartikan sukses sebagai "membeli apa yang orang lain beli" itu akan menciptakan kekuatan gajah yang segera menarik kelompok usia ini ke dalam budaya konsumtivisme. Bisakah melawannya? Dengan perencanaan keuangan, anak muda bisa.

Titik kritis bernama pernikahan
Dunia romantisme yang dijejali kisah pangeran dan putri yang hidup bahagia selamanya, membuat masyarakat terobsesi dengan pernikahan. Bahkan anak perempuan sudah menggendong boneka bayi mereka seakan-akan ibunya. Anak laki-laki? Oh...mereka asyik bermain apa pun, kecuali menjadi ayah boneka.

Perempuan mungkin baru menyadarinya ketika dewasa, bahwa meminta seorang lelaki menikahinya sama saja menyuruh kucing mandi!
Banyak yang belum menyadari bahwa isu pernikahan adalah isu utama keuangan anak muda lajang. Ini adalah titik kritis yang akan mengubah tidak hanya status seseorang, tetapi bagaimana dia harus mengelola keuangan.

Sayangnya. pernikahan terutama di masyarakat kita, adalah sesuatu yang dianggap otomatis, artinya Anda pasti tahu sendirinya nantinya. Termasuk soal keuangan, nanti saja diatur setelah menikah, persis orangtua kita dulu.

Alih-alih merencanakan keuangan untuk persiapan kehidupan pernikahan, anak muda justru menunggu pernikahan mengajarkan itu pada mereka. Padahal di luar karier, pekerjaan kantor, dan bisnis maka benak anak muda dipenuhi oleh satu dorongan besar - lawan jenis mereka. Dengan kultur budaya masyarakat kita, ini hanya berarti satu hal yaitu pernikahan.
Masa lajang umumnya singkat, karena gairah anak muda sulit membuat mereka hidup sendirian (tak seorang pun yang bisa). Sayangnya persiapan keuangan ke arah kehidupan berkeluarga tidak direncanakan dengan baik oleh perempuan maupun laki-laki.
Akibatnya, anak muda lajang cenderung ceroboh dengan uang mereka, dikarenakan tidak mengintegrasikan antara fase kehidupan selanjutnya, yaitu kehidupan berkeluarga dengan keuangan mereka.

5 Prioritas keuangan
Prioritas berarti mendahulukan yang utama dibandingkan dengan yang lain, yaitu kebutuhan yang harus ada bahkan tak jarang bersifat genting dan tidak bisa ditunda. Dalam prioritas, anak muda kebanyakan masih bersikap seperti anak kecil. Mereka cenderung malawan aturan dan semaunya terhadap apa yang mereka ingin utamakan.
Ini menggeser makna prioritas sebagai kebutuhan menjadi keinginan. Hanya membutuhkan sepersekian menit untuk menebak apa keinginan anak muda. Sebut saja dua kata gaul dan gaya maka Anda akan bisa membuat daftar belanja terdiri dari ratusan barang, tempat-tempat nongkrong dan sederetan aktivitas ala sosialita, yang semuanya membutuhkan uang.